Sabtu, 27 Oktober 2012

PERLUKAH REVALIDASI C.O.P?




hanya ingin berbagi walau kasus basi…

Crewing Manager menanyakan : ”How long, and how much does its cost to revalidate all of your Certificates of Proficiency (COP)?”. Waktu itu , saya hanya sebagian pelaut yang bisa meluangkan sedikit waktu untuk revalidasi sertifikat keterampilan  ditengah pendeknya vacation tanpa rejoin bonus di setiap kontrak kerja .  Crewing Manager (CM) menemukan perbedaan mencolok antara COP milik saya dan crew yang lain karena tercetak kata “Revalidation”.  Hal ini tentu berdampak serius bagi crew kapal ataupun crew yang akan joining di perusahaan yang COP-nya belum terevalidasi. Seperti yang kita tau bagi pelaut merevalidasi sertifikat membutuhkan, tenaga dan waktu yang terlalu mahal untuk dibeli .
CM memutuskan revalidasi sertifikat menjadi syarat mutlak bagi ship’s employer.  Saya yakin hal ini tidak hanya terjadi di perusahaan tempat saya bekerja tapi mungkin juga terjadi diperusahaan pelayaran yang lain. Pada umumnya syarat tidak tertulis tentang revalidasi ini diputuskan hanya karena adanya perbedaan kata “Revalidation” pada COP satu dan lainnya, bukan diakibatkan oleh adanya peraturan yang mengharuskan.
Pemerintah kita telah mengeluarkan Peraturan Menteri Perhubungan No.KM-43 tahun 2008 tentang Diklat, UKP, dan Sertifikasi.  Pada pasal 39 menjelaskan tentang masa berlaku lima tahun hanya untuk delapan COP.Di pasal 44 kembali menyebutkan COP yang harus dan wajib di revalidasi hanya ada delapan sertifikat diantaranya GOC-GMDSS, ROC-GMDSS, OTST, CTST, LGTST, Crowd Management, Pass Cargo safety & Hull integrity, Crisis Man & Human Behavior.
Peraturan pemerintah diatas sesuai dengan Konvensi STCW 1978 beserta Amandemennya. Peraturan I/11 mengatur tentang revalidasi sertifikat, khususnya terhadap sertifikat yang memiliki masa berlaku lima tahun yaitu:
Endorsement Certificate
Radio Personnel on GMDSS Ship (GOC for the GMDSS, STCW'95 Bab IV)
Crowd Management (STCW Code Seksi A-V/2, paragraf1)
Passenger Safety,Cargo SafetyHull Integrity(STCW Code Seksi A-V/2,paragraf 4)
Crisis Management and Human Behavior(STCW Code Seksi A-V/2,paragraf 5)
Oil Tanker Training Program/OTTP (STCW Code Seksi A-V/1,paragraf 8-14)
Chemical Tanker Training Program/CTTP(STCW Code Seksi A-V/1,par15-21)
Liquid Gas Tanker Training Program/LGTTP(STCW Code Seksi A-V/1,par 22-34)
 Dari peraturan diatas menjelaskan bahwa tidak ada ketentuan untuk merevalidasi semua COP yang dimiliki. Saya berharap kita sebagai employer selalu bisa berargument menghadapi pertanyaan dari inexperienced CM, DPA, ataupun Charterer’s surveyor pada khususnya. (gret)

Kamis, 25 Oktober 2012

DAHLAN ISKAN MENUJU R.I 1





DAHLAN ISKAN MENUJU R.I 1

Mengapa Saya Mengidolakan seorang Dahlan Iskan
Oleh : Persona Grata Sorenti

Mengenal kepribadian sosok Dahlan Iskan terjadi beberapa bulan terahir ketika saya membaca CEO Notes yang dibuatnya selama menjabat sebagai dirut PLN. Antusiasme saya bertambah dengan mengoleksi beberapa buku-buku mengenai kehidupan seorang Dahlan Iskan. Profesi sebagai pelaut menyibukkan saya dengan banyak pekerjaan yang tidak mengenal waktu, walaupun terkadang saya justru dilimpahi kesenjangan istirahat yang menyebabkan kejenuhan. Membaca merupakan salah satu aktivitas rutin sebagai pengisi waktu luang dan sarana untuk sejenak mengobati kerinduan pada keluarga.
Ketertarikan saya dengan sosok Dahlan Iskan bermula saat pertama kali saya membaca sebuah buku yang berjudul “Dua Tangis dan Ribuan Tawa”. Buku yang merangkum kiat-kiat Dahlan Iskan selama menjadi CEO PLN dalam berkomunikasi dengan karyawannya yang berjumlah 50.000 orang yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara. CEO Notes merupakan salah satu bentuk komunikasi seorang CEO PLN kepada seluruh karyawannya. Cara ini terbukti efektif dalam menyampaikan pesan, semangat serta pujian. Sosok pemimpin perubahan seperti Dahlan Iskan patut diberikan apresiasi karena Dahlan Iskan memiliki karakter kepemimpinan yang jujur, cepat dalam mengambil keputusan, dan tanpa kompromi. Kebijakan, langkah-langkah yang diambilnya begitu menginspirasi dan patut diteladani. Sosoknya mampu menularkan semangat dan gairah kepada bawahan. Terobosan-terobosan yang dilakukannya banyak bersifat solutif.  Saya yakin dan percaya dimana ada Dahlan Iskan di situ ada perubahan besar yang positif.
                                          

A.    Latar belakang
Sosok pemimpin seperti Dahlan Iskan merupakan pemimpin yang saat ini banyak dirindukan oleh masyarakat Indonesia. Lika-liku hidupnya dari seorang wartawan hingga menjadi CEO di surat kabar Jawa Pos sampai pada ahirnya di penghujung 2009 beliau diangkat menjadi Dirut di PLN. Dari situlah saya berasumsi bahwa beliau lebih berjiwa pekerja, mengabdikan diri untuk kepentingan masyarakat daripada seorang birokrat.
Karena karakternya tersebut, seringkali beliau membuat kebijakan-kebijakan progresif yang membuat lembaga yang dipimpinnya sukses. Ia berani mengambil keputusan besar meskipun tidak disukai oleh orang-orang disekitarnya. Singkatnya, ia banyak membuat perubahan fundamental dan positif dimanapun ia berada.
Sudah banyak orang telah memuji sikap dan berbagai langkah yang dilakukan “menteri koboi” yang satu ini. Namun, tidak sedikit para politikus yang juga menilai bahwa Dahlan Iskan hanya mencari sensasi dan popularitas belaka.
Kini ia menjabat sebagai Menteri BUMN pasca-reshuffle kabinet Oktober lalu. Meski belum setahun menjabat, ia sudah memberikan pencerahan dan perubahan image seorang menteri di mata masyarakat. Masyarakat amat rindu terhadap sosok-sosok pemimpin seperti Dahlan Iskan. Bahkan sudah banyak rumor berkembang ia akan digadang-gadang sebagai calon Wapres atau Presiden. Saya jadi berandai-andai: jika saja kita mempunyai presiden seperti Dahlan Iskan.
Siapa yang tidak mengenal sosok Dahlan Iskan? Gebrakan-gebrakan yang ia lakukan membuat namanya terkenal di berbagai media. Seperti gebrakan bangkitnya Jawa Post, ataupun gebrakan dalam masa jabatannya di PLN. Tidak hanya gebrakan, perjuangan seorang Dahlan Iskan muda sampai menjadi orang penting di negara ini juga tercatat. Pribadinya dapat menjadi teladan anak muda jaman sekarang untuk selalu termotivasi dalam bekerja keras.
Tokoh ini menjadi sangat penting untuk kita kenal di era krisisnya pemimpin saat ini. Menjadi tambahan referensi tokoh teladan kita. Dahlan Iskan adalah seseorang yang unik. Jika pepatah mengatakan, “Gantunglah cita-citamu setinggi langit”, maka ia sebaliknya. Dahlan kecil tidak memiliki keinginan atau cita-cita yang tinggi. Cita-cita tertingginya hanyalah ingin punya sepeda. Ini bertolak belakang dengan anak kecil umumnya yang memiliki cita-cita dokter, guru, atau pilot. Ini mencerminkan karakternya yang bukan orang berkeinginan tinggi, melainkan orang yang lebih mengutamakan hal-hal kecil tapi diwujudkan dengan konstan, istiqomah, bertahap dan terus meningkat yang ujung akan menjadi tinggi. Menurutnya orang yang tidak punya cita-cita hidupnya lebih fleksibel. Karena orang yang punya cita-cita akan berpegang teguh pada cita-citanya, segala jalan akan ditempuh baik jalan positif atau pun negatif.
Selain pola pikir yang unik, Dahlan Iskan juga memiliki selera berpakaian yang tak kalah unik. Pakaiannya yang terkesan casual dengan kemeja putih lengan panjang dan sepatu kets terkadang mengundang kontroversi di masyarakat. Padahal dibalik itu, Dahlan mempunyai filosofi sendiri. Baginya sepatu kets bukan untuk terlihat sok sederhana, tapi lebih pada alat untuk dirinya dapat berlari kencang. Ini memang tercermin dari tindaknya yang selalu cepat dalam hal apa pun, berjalan, memimpin, dan berpikir.
CEO’s note dan Sepatu Kets memberi gambaran khas seorang Dahlan Iskan. Gambaran yang dibaliknya memberi arti bahwa dua modal terpenting untuk sukses yaitu, kerja keras dan fokus. Bagi Dahlan, tanpa kerja keras, tidak mungkin mendapat apa yang diinginkan. Selanjutnya, kerja keras tanpa diikuti dengan sikap fokus tidak akan mendapat hasil yang maksimal. Tercermin dari tindakannya yang selalu bersemangat dan antusiasme. Pada awal rapat direksi PLN, ia langsung mengganti motto PLN electricity for a better life menjadi bekerja, bekerja, dan bekerja! Motto tersebut menggambarkan karakternya yang selalu ingin bersemangat dalam bekerja dan menularkannya kepada semua karyawannnya.
Karakter khas dirinya selain itu yaitu rendah hati. Tercermin dari keputusannya untuk tidak mengambil gajinya selama di Jawa Post dan PLN. Dahlan pun tidak menggunakan mobil dan rumah dinasnya. Terkadang media mendapatinya sedang antri tiket KRL atau  berada dalam kereta ekonomi. Pada tahun 2010 prestasi PLN sedang diatas puncaknya. Segala pujian berdatangan, dari masyarakat, anggota DPR bahkan Presiden. Tetapi ia tidak lupa, dalamCEO’s note terakhirnya Dahlan menyatakan tahun 2011 adalah saatnya untuk mencangkul lebih dalam dan melupakan prestasi PLN. Karena menurutnya pujian ibarat racun, racun yang dibungkus oleh madu. Pujian di satu sisi dapat membangkitkan motivasi lebih, namun di sisi lain pujian juga bisa membunuh kreativitas seseorang.
Itulah beberapa karakter khas yang dimiliki oleh Dahlan Iskan. Karakter yang menggambarkan sosok pemimpin yang berorientasi untuk kemajuan. Dahlan Iskan memberikan referensi karakter pemimpin baru bagi anak muda di era krisis pemimpin.
B.     Kepemimpinan Dahlan Iskan
Di Republik kita sekarang ini banyak sekali pejabat yang memberikan contoh yang kurang pantas yang sedikit banyak berkontribusi terhadap perilaku tidak baik dimasyarakat sebut saja hedonis, materialistis dan gila hormat yang akhirnya memicu perilaku korupsi. Namun tidak sedikit pula  pejabat yang dapat kita teladani pola kepemimpinannya salah satunya seperti Dahlan Iskan, yang aspiratif dan pro rakyat.
“Banyak yang tidak menyadari bahwa untuk bisa menjadi pemimpin yang baik sebenarnya harus pernah membuktikan dirinya pernah menjadi orang yang dipimpin.”
Itulah sepenggal kalimat yang diucapkan Dahlan Iskan, Menteri BUMN Republik IndonesiaDari petikan tersebut, tersirat bahwa Dahlan adalah sosok pemimpin yang mengawali karirnya dari bawah. Memang benar kata-kata tersebut ialah cerminan perjalanan hidupnya: seorang anak buah yang dipimpin menjadi seorang pemimpin.
Dahlan Iskan memiliki karakter kepemimpinan yang jujur, cepat dalam mengambil keputusan, dan tanpa kompromi. Sosoknya mampu menularkan semangat dan gairah kepada bawahan. Terobosan-terobosan yang dilakukannya banyak bersifat solutif. Kemampuan komunikasinya tidak usah dipertanyakan. Ia menjalin keakraban dengan karyawannya lewat CEO’s note  semasa menjadi Dirut PLN. CEO’s note adalah catatan seorang Dahlan Iskan semasa menjabat Dirut PLN. Tujuannya agar seluruh karyawan PLN yang jumlahnya sangat besar itu dapat langsung jalan pikiran dan keinginan pimpinan puncak perusahaan. CEO’s note menjadi salah satu trik untuk memotivasi dan berkomunikasi langsung dengan seluruh karyawan. Dalam sebulan ia bisa menelurkan dua-tiga kali CEO’s note. Tulisannya begitu mengalir dengan gaya berceritanya khas wartawan. Semenjak berganti tugas menjadi menteri BUMN, Dahlan Iskan pun tetap produktif menulis dengan tema Manufacturing Hope. Ini juga sebagai media komunikasi agar orang-orang yang terlibat dan publik dapat membaca tulisannya, sehingga mereka tahu apa yang ia pikirkan, kerjakan, dan inginkan.
C.     Karir Dahlan Iskan
Lahir di sebuah desa di Magetan, 17 Agustus 1952, Dahlan kecil dibesarkan dalam keluarga yang serba kekurangan. Tentang tanggal lahirnya, orang tua Dahlan tak ingat tanggal berapa anaknya dilahirkan. Akhirnya, Dahlan sendiri yang memilih tanggal 17 Agustus agar sama dengan tanggal lahir Indonesia. Pendidikan Dahlan hanya sampai SMA. Karir Dahlan Iskan yang dimulai dari Dari Lulusan SMA, Bos Media, sampai pada diangkat menjadi penguasa BUMN.
Dahlan Iskan adalah CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos Group, yang bermarkas di Surabaya. Ia juga adalah Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009.Pada tanggal 19 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Dahlan Iskan diangkat sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara menggantikan Mustafa Abubakar.
Awal karier
            Karier Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di SamarindaKalimantan Timur pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang.
Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia yang memiliki 134 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta. Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi lokal JTV diSurabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru.
Fangbian Iskan Corporindo (FIC)
Sejak awal 2009, Dahlan adalah sebagai Komisaris PT Fangbian Iskan Corporindo (FIC) yang akan memulai pembangunan Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) pertengahan tahun ini. SKKL ini akan menghubungkan Surabaya di Indonesia dan Hong Kong, dengan panjang serat optik 4.300 kilometer.
Perusahaaan Listrik Negara (PLN)
Menjadi seorang punggawa yang membesarkan sebuah grup media membuat karakter kepemimpinan Dahlan Iskan menjadi perhatian. Di Jawa Pos, Dahlan terkenal sebagai pemimpin yang sigap dan bertindak cepat dalam menghadapi masalah. Mungkin ini juga yang membuat SBY, Presiden RI pada akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta. Di perusahaan BUMN ini Dahlan melakukan reformasi korporasi dengan berbagai gerakan dan pembangunan, antara lain Bebas Byar Pet se-Indonesia dalam waktu 6 bulan, Gerakan Sehari Sejuta Sambungan, Pembangunan Pembangkit Listrik di 100 Pulau 2011. Dahlan juga berencana membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Sebelumnya, tahun 2010 PLN telah berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan. Di bawah Dahlan, PLN menjadi salah satu perusahaan plat merah yang berprestasi dan mengundang apresiasi.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (Menteri BUMN)
Pada tanggal 17 Oktober 2011, ketika terjadi reshuffle cabinet, Dahlan dipanggil ke Istana Negara untuk menjadi Menteri BUMN menggantikan Mustafa Abubakar yang sakit. Ia terisak dan terharu begitu dirinya dipanggil menjadi menteri BUMN karena ia berat meninggalkan PLN yang menurutnya sedang pada puncak semangat untuk melakukan reformasi PLN. Berat hati ia meninggalkan PLN, perusahaan yang dulu ia benci setengah mati, tetapi berhasil membuatnya merasa kembali muda karena semangat transformasi yang biasanya sulit dilakukan di korporasi besar. Ia pun menulis dalam catatan personal yang dimuat dalam blog Catatan Dahlan Iskan,
“Saya sudah telanjur jatuh cinta setengah mati kepada orang yang dulu saya benci: PLN. Tapi, belum lagi saya bisa merayakan bulan madunya, saya harus meninggalkannya. Inikah yang disebut kasih tak sampai?”
Dahlan melaksanakan beberapa program yang akan dijalankan dalam pengelolaan BUMN. Program utama itu adalah restrukturisasi aset dan downsizing (penyusutan jumlah) sejumlah badan usaha. Ihwal restrukturisasi masih menunggu persetujuan Menteri Keuangan. Beberapa kinerjanya disorot. Dahlan gagal membawa lima perusahaan BUMN untuk melepas saham perdana (initial public offering/IPO) di lantai bursa.
D.            Sepak Terjang Dahlan di Kementrian
Sebagai seroang pemimpin berbagai perusahaan yang menafkahi hajat hidup orang banyak, kepemimpinan Dahlan Iskan di Kementrian BUMN memang menjadi sorotan. Sejak menduduki jabatan baru ini, Dahlan telah melakukan beberapa gebrakan yang tak lazim dilakukan oleh seorang menteri. Selepas dilantik, ia menolak memakai mobil dinas dan tidak menggunakan kantor Direktur yang terlalu besar, berjalan kaki untuk rapat ke Kementrian ESDM, menumpang KRL untuk rapat kabinet di Bogor, menumpang ojek sampai Istana Bogor, sampai menginap di Perumnas.
Berbagai media pun ramai memberitakan tindakan spontan Dahlan Iskan. Tak cukup dengan itu, aksi Dahlan Iskan juga ramai diperbincangkan media, sampai menjadi worldwide trending topic di Twitter. Apa pasalnya? Tengoklah headline media: “Dahlan Iskan Ngamuk di Loket Jalan Tol” (Metro TV, 20 Maret 2012). Aksinya merupakan teguran kepada petugas tol Jasa Marga yang karena terlambat berjaga mengakibatkan kemacetan panjang di jalan tol Semanggi. Dia membuang kursi penjaga, membuka dua gerbang tol yang kosong, dan membiarkan mobil-mobil lewat tanpa membayar. Pagi itu Dahlan menjadi pengatur lalu lintas dadakan.
Meski dibutuhkan waktu untuk menilai efektivitas gebrakan Dahlan di Kementerian BUMN; tapi setidaknya dengan pola yang sama, Jawa Pos telah dibawanya menjadi raja media di Indonesia. Berbagai tindakannya yang tak populer justru menjadikan Menteri BUMN ini semakin populer sebagai idola baru di masyarakat. Banyak pihak yang menganggap kesederhanaan dan kedekatannya dengan masyarakat bisa menjadi contoh bagi pejabat-pejabat lain (Tempo.co, 21 Maret 2012).
Sebagai seorang salah satu birokrat garda depan pemerintahan, Dahlan pun kini menjadi sorotan media massa. Televisi, koran, maupun media online ramai memberitakan sosoknya, mengisahkan profilnya, atau menunggu cerita baru dalam jabatan sehari-harinya. Tingginya publisitas media terhadap Dahlan membuat gaya kepemimpinan dan retorika yang ditampilkan Dahlan Iskan menarik untuk ditelaah dalam kajian Retorika dan Komunikasi Politik mengingat ‘kekhasan aksi’-nya di tengah banyaknya politisi dan personel pemerintahan yang lebih senang berwacana.
LANDASAN TEORI
A.    Deskripsi  Teori Tetorika
Teori Retorika dicetuskan 2500 tahun lalu oleh Aristoteles untuk memahami dinamika komunikasi di depan khalayak luas. Fokus teori ini terletak pada konsep Retorika yang berarti cara-cara yang digunakan dalam persuasi. Namun, dasar teori retorika sebenarnya telah diletakkan oleh Socrates, pendahulu Aristoteles, yang menyebut bahwa beretorika berarti mencari kebenaran. Sedangkan Cicero, seorang filsuf Romawai yang juga orator ulung menawarkan konsep yang lebih spesifik: retorika sebagai keindahan bahasa.
Jika merujuk pada para filosofi retorika Cicero, maka gaya bicara dan tindak-tanduk Dahlan Iskan yang ditampilkan dalam media pastilah sulit diterima logika sebagai sebuah retorika. Jika diperhatikan, tutur kata Dahlan justru spontan, dengan bahasa yang ringan, kadang diselingi gurauan. Sebagai mantan wartawan, keindahan bahasa mungkin hanya bisa ditemukan dalam tulisannya saja.  Blog pribadi Catatan Dahlan Iskan adalah buktinya. Penampilannya pun jauh dari necis dan parlente. Celana panjang, kemeja dengan lengan dilipat, atau sweater menjadi gaya busana favortinya. Ia selalu setia dengan sepatu kets-nya meskipun setelan jas tersematkan sebagai busananya, seperti pada saat dilantik sebagai menteri (TV One, 18 Oktober 2011).
Namun, jangan lupa pepatah berkata “Act speaks louder than words”. Pepatah ini sangat sesuai dengan Dahlan Iskan. Retorika Dahlan bukanlah kata-kata indah, tetapi aksi yang menggugah. Jika Aristoteles menyebut retorika sebagai cara persuasi, maka Dahlan percaya bahwa upaya paling efektif untuk mempengaruhi adalah memberi contoh atauleading by action. Sejak memimpin Jawa Pos, karakter Dahlan ialah selalu turun langsung ke lapangan hingga lapis bawah dan hampir semua dilakukan tanpa rencana. Hanya saja ketika naik menjadi Dirut PLN atau Menteri BUMN, langkahnya jadi lebih terekspos media. Mendampingi dan mengawal setiap pembangunan pembangkit listrik (Politikana,2010), memilih naik KRL atau mengojek, menginap di rumah susun, sampai menolak kehadiran media saat pasar murah (Metro TV News, Desember 2011).
Maka tak heran bila Dahlan ‘ngamuk’ di jalan tol. Kemarahan Dahlan bukan marah mendadak spontan karena sudah tiga bulan ia minta Jasa Marga memperbaiki pelayanan jalan tol. Dalam tanggapannya melalui telepon di Headline News Metro TV, (Rabu, 21 Maret 2012), Dahlan berkata:
“Hampir setiap minggu saya SMS direksi jasa marga mengingatkan komitmen kepada masyarakat yang harus kita penuhi. Setiap kali saya masuk gerbang tol yang antre panjang saya selalu SMS kepada direksi Jasa Marga. Tapi kok tidak ada tindakan nyata,” tegasnya.
“Saya tidak henti-hentinya mengingatkan itu. Pelayanan itu harus baik. Apalagi ini melayani orang yang mau membayar. Kalau melayani orang yang mau bayar saja tidak baik, bagaimana melayani masyarakat kecil yang tidak punya uang?”
Ketika langkah-langkah persuasif dan akomodatif tidak mampu menggerakkan. Dahlan mengambil tindakan tegas. Mengejutkan sekaligus menggerakkan datangnya solusi nyata dari Jasa Marga. Dirut Jasa Marga, Adityawarman, merespon kemarahan Dahlan tersebut sebagai cambuk Jasa Marga untuk mewujudkan antrian maksimal lima mobil di pintu tol. Aksi ‘koboi’ Dahlan pun mengudang liputan media secara luas dan membuat Jasa Marga secara resmi meminta maaf melalui Direktur Operasi.
Dari sini dapat dilihat bagaimana kekuatan retorika aksi terbukti lebih mampu mempersuasi dan mempengaruhi dibanding hanya keindahan kata dan wacana. Bayangkan bila Dahlan hanya sibuk berkomentar di media, meminta, dan mengharapkan Jasa Marga melakukan perbaikan tanpa menindak tegas. Bisa jadi, penjaga tol Jasa Marga tidak akan merasa tertampar dan tetap tidak disiplin.
        Kajian retorika tak pernah bisa dilepaskan dari diskursus komunikasi politik. Membahas retorika dalam komunikasi politik tentu kita tak bisa melupakan Laswell, pakar komunikasi politik. Dalam artikel klasik berjudul The Structure and Function of Communication in Society (1948), Laswell merumusakn sebuah terminologi yang kini tersohor sebagai salah satu fundamen dalam Ilmu Komunikasi, khususnya: “Who says what in what channel to whom with what effect”.
Berkaca pada terminologi tersebut, aksi-aksi ‘koboi’ Dahlan Iskan sebenarnya dapat kita bedah menjadi elemen-elemen komunikasi seperti yang dikatakan Laswell.
Pertama, elemen Who atau subjek penyampai pesan (sender) yaitu, Dahlan Iskan. Dalam komunikasi yang disampaikannya, Dahlan Iskan bukan hanya berbicara sebagai subjek personal, tetapi mengusung identitas sebagai seorang tokoh pemerintahan (Dirut PLN atau Menteri BUMN). Struktur dan peran sosial inilah yang menjadi legitimasi Dahlan Iskan untuk melakukan tindakan komunikasi politik terkait dengan permasalahan pelayanan BUMN, seperti berkomentar, menegur, menginspeksi, atau bahkan ‘mengamuk’.
Menurut Aristoteles, dalam beretorika, seorang figur publik yang bertujuan mempersuasi khalayak secara efektif haruslah memperhatikan tiga bukti retoris: logos (logika), pathos(emosi), dan ethos (kredibilitas). Sebagai seorang sender, Dahlan Iskan dinilai punya ketiganya. Logikanya rasional, taktis, dan pragmatis, mungkin karena pengaruh kuat latar belakangnya sebagai entrepreneur. Kredibilitas tak perlu diragukan, telah sukses membawa perkembangan di Jawa Pos dan perubahan PLN. Hanya saja, emosi Dahlan Iskan yang seringkali tidak terlalu tertata dengan baik. Hal ini terlihat dari nada bicaranya yang seringkali naik turun, dan tindakannya yang ingin semua serba cepat, khas pengusaha.
Kedua, elemen What, atau pesan atau informasi yang disampaikan, baik secara verbal melalui kata-kata ataupun non-verbal melalui gestur, mimik, tempo, dan intonasi. Secara verbal, gaya bicara Dahlan Iskan di media sendiri terkadang justru sering terkesan mengulang-ulang pernyataan yang menjadi penekanannya, serta terkadang selalu self-centered, sering menceritakan informasi tentang dirinya sendiri sebagai backgroundketika menjawab pertanyaan. Namun, yang khas dari Dahlan ialah cara bicara yangstraight to the point dan solution-oriented, berkomentarnya santai tapi cukup tajam, dan tanpa tedeng aling-aling. Contohnya, komentarnya saat menanggapi penjelasan dari Direktur Operasi Jasa Marga dalam Headline News Metro TV (20 Oktober 2012):
“Sudahlah semua orang tahulah, maksimal kok masih belum lancar ya itu namanya ndak maksimal. Namanya maksimal itu ya mengatasi persoalan, kalo ini belum teratasi ya jangan bilang berusaha maksimal. Sudahlah ndak usah tipu-tipu, dilapori macem-macem.
Saya sudah tahulah, saya biasa memimpin perusahaan besar. Untuk perusahaan besar seperti jasa Marga, yang penting sudah disadari ini kelemahan, gak usah banyak beralasan dan memberi penjelasan, yang penting berubah. Bagi saya itu sudah cukup”
      Sedangkan secara non-verbal, gaya bicara Dahlan Iskan cenderung santai, nonformal, kental dialek Surobayan, dan bicaranya cukup cepat dengan diiringi senyum dan tawa ringan. Seperti saat reporter Metro TV melakukan liputan Mengenal Dahlan Iskan dalamMetro Siang (Minggu, 23 Oktober 2011) ataupun saat Dahlan diundang dalam Jakarta Lawyers Club sebagai Dirut PLN saat heboh Kasus Nazaruddin. Dalam kedua acara tersebut, Dahlan berbicara santai dengan tertawa-tawa, dan terasa sekali logat Jawa-nya. Akan tetapi nada riang ini hilang ketika Dahlan dimintai tanggapan tentang aksinya di loket tol dalam Headline News, ketika di situ Dahlan terdengar marah. Artinya, salah satu pesan non-verbal Dahlan Iskan yang dominan ialah emosinya (pathos) yang sangat terlihat ketika ia berbicara.
Ketiga, adalah elemen Channel, atau saluran berlangsungnya komunikasi tersebut. Pada dasarnya, retorika dapat berlangsung secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media massa. Dalam kasus ini, retorika aksi Dahlan Iskan dikomunikasikan melalui liputan media massa yang kini intens menyorot Menteri BUMN ini. Sebelumnya, Dahlan Iskan memang cukup banyak mendapatkan tempat di media ketika dia masih menjabat sebagai Dirut PLN. Hanya saja, publisitasnya di media sebatas tentang hasil perubahan atau berita seremonial tentang kinerja PLN. Penampilannya di media juga lumrah, seperti menjadi narasumber atau tamu undangan dalam talkshow (Sentilan Sentilun Metro TV, Jakarta Lawyers Club TV One).
Meskipun demikian, terjadi perubahan perlahan sejak dia diangkat menjadi Menteri BUMN. Tindakan kecil Dahlan selalu terekspos rombongan pers yang setia mencari berita dari Kementrian BUMN. Karena personalitasnya yang lain daripada menteri lainnya, perlahan-lahan Dahlan Iskan pun naik daun menjadi media darling. Media menempatkan Dahlan sebagai sosok pemimpin idola yang sederhana dan merakyat (Metro Siang, 30 Maret 2012). Meskipun Dahlan sendiri sebenarnya tak terlalu ambil pusing dengan kehadiran media, melihat latar belakangnya sebagai wartawan senior yang sudah tentu memahami pencitraan lewat media. Hal ini membuktikan bahwa retorika yang efektif untuk ditampilkan secara positif di media massa ialah retorika yang berorientasi pada aksi, bukan pada pengaturan tutur kata penuh curahan hati.
Keempat, elemen Whom yang berarti penerima informasi atau audiens. Dalam retorika Dahlan Iskan, yang menjadi objek penerima tindakan komunikasinya secara umum ialah masyarakat luas, dan secara khusus adalah jajaran birokrat dalam Kementrian BUMN. Melalui retorika aksinya, Dahlan membuat masyarakat sadar bahwa dalam jajaran kabinet terdapat seorang menteri dengan pendekatan unik dan membuat jajaran BUMN di bawahnya tercambuk agar sewaktu-waktu tak dibuat malu seperti Jasa Marga karena hobi Dahlan turun lapangan secara impulsif.
Pendekatan unik Dahlan disebut juga Manajemen Harapan yaitu pilihan untuk berorientasi aksi daripada sekedar berkeluh-kesah dan mencari pembenaran untuk ketidakberdayaan. Ketika di PLN, Dahlan tahu bahwa PLN memiliki citra buruk di mata publik. Namun, Dahlan tidak mencari kambing hitam atas masalah dan nasib buruk yang ada, tetapi kita mencari solusi dan berfokus pada apa yang bisa kita lakukan. Salah satunya dengan mengamblikan komitmen jajaran internal PLN sampai ada slogan “Kerja, kerja kerja!”.
Kelima, elemen Effect atau dampak yang terjadi pada audiens terhadap pesan yang disampaikan sender. Dampak yang terjadi bisa terjadi dalam tiga tataran, kognitif (persepsi), afektif (preferensi), dan konatif (perilaku), dan bisa bersifat positif maupun negatif. Retorika aksi yang dilakukan Dahlan menimbulkan dampak di ketiga level tersebut dan kesan positif maupun negatif, meskipun sebagian besar cenderung positif. Selepas cukup banyak gebrakan dan tindakan tak terduga-duga yang dilakukan Dahlan Iskan, mengalir banyak dukungan dan sanjungan yang disematkan.
Salah satu dampak dalam tataran perilaku positif adalah gerakan yang dicetuskan Peter F. Gontha, Begawan bisinis ternama, untuk menggalang dukungan bagi Dahlan Iskan untuk maju sebagai calon presiden 2014 melalui surat elektronik. Dalam semalam sejak Peter mengungkapkan niatnya, sudah ada ratusan email masuk. Selain itu, aksinya di loket tol Semanggi juga menimbulkan efek luar biasa di dunia maya, ketika ‘Dahlan Iskan’ menjadi worldwide trending topic. Dalam birokrasi internal BUMN, aksi-aksi penuh kejutan dari Dahlan Iskan sendiri mengundang decak kagum sekaligus semangat perbaikan seperti yang ditunjukkan PT KAI atau Perumnas. Meskipun tetap ada beberapa dampak negative berupa komentar yang mengkritisi publisitas berlebihan terhadap personalitas Dahlan yang mengarah ke pencitraan.
Menurut pakar komunikasi politik, Effendi Ghazali, kepemimpinan Dahlan sangat berbeda jika dibandingkan dengan pemimpin-pemimpin yang lain di Indonesia. Effendi menilai bahwa Dahlan memiliki supportive style, yaitu berani melakukan aksi yang pasti didukung rakyat (Effendi Ghazali, dalam Tempo.co, 21 Maret 2012). Seperti contohnya ketika Dahlan membuka dan menggratiskan loket tol. Tindakan Dahlan wajar sebagai pengguna jalan yang marah, tetapi karena sadar posisinya sebagai pemimpin perusahaan yang bertanggungjawab, Dahlan berani melakukan terobosan yang patut diapresiasi.
Dari serangkaian tindakan, gaya bicara, dan retorikanya, dapat disimpulkan bahwa Dahlan bukanlah tokoh di balik meja yang hanya mendengarkan laporan bawahan tanpa verifikasi. Kepada orang yang dipimpin dibawahnya, gaya retorika dan kepemimpinan Dahlan Iskan mengajari dua hal: cara menjadi pemimpin yang baik dan cara menjadi anak buah yang baik. Dahlan Iskan membuktikan bahwa ia adalah seorang man of action,pemimpin yang mengutamakan tindakan karena ia pernah merasakan bagaimana rasanya bertindak di bawah kepemimpinan orang lain.

GAMBARAN UMUM
A.    Kehidupan Pribadi Dahlan Iskan
Dahlan Iskan dibesarkan di lingkungan pedesaan dangan kondisi serba kekurangan. Orang tuanya tidak ingat tanggal berapa Dahlan dilahirkan. Dahlan akhirnya memilih tanggal 17 Agustus dengan alasan mudah diingat karena bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia.
Dahlan Iskan pernah menulis buku berjudul Ganti Hati pada tahun 2008. Buku ini berisi tentang pengalaman Dahlan Iskan dalam melakukan operasi cangkok hati di Cina. Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Dahlan juga merupakan presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya.
Bermula setelah melakukan perjalanan bisnis yang begitu panjang. Mulai dari China hingga Ambon, Dahlan Iskan mengalami muntah darah ketika tiba di rumahnya, Surabaya. Setelah melakukan pemeriksaan kepada seorang dokter, ternyata liver atau hatinya telah sirosis. Selain itu, hati yang telah rusak juga telah dipenuhi kanker.
“Dokter bilang umur saya tinggal enam bulan. Paling lama dua tahun,” kata Pimpinan Jawa Pos Group ini. Dokter pun langsung menyarankan melakukan tindakan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, yaitu transplantasi. Tindakan ini jelas saja penuh risiko. Apalagi sebelumnya seorang tokoh, Nurcholish Madjid gagal setelah melakukan transplantasi. Cak Nur meningal dunia ketika dirawat di sebuah rumah sakit di Singapura.
Akhirnya dengan penuh pertimbangan, Dahlan Iskan memilih sebuah rumah sakit di Tianjin, China untuk melakukan transplantasi. Bersama tim kecil, yaitu Nafsiah Sabri, istrinya, Robert Lai, sahabatnya dan saudara angkatnya di China menunggu donor hati. Tim kecil ini tinggal di China sampai mendapat donor hati untuk di cangkokan ke dalam tubuh Dahlan Iskan selama enam bulan.
Kisah Dahlan Iskan ini sangat menarik untuk diangkat di Kick Andy. Terutama bagaimana detik-detik menjelang operasi menunggu donor hati yang tak kunjung datang. Juga bagaimana perjuangan seorang sahabat Dahlan Iskan, Robert Lai yang begitu gigih menjaga, merawat dan membersihkan kamar perawatan. Salah satu kegagalan pasien transplantasi adalah pasca operasi. Hal ini juga diungkapkan Prof Sulaiman Phd, seorang ahli liver dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. “Transplantasinya sebenarnya tidak berbahaya. Tapi justru virus sesudah operasilah yang sangat mematikan.” ujar dokter yang pernah merawat almarhum Nurcholish Madjid ini.
Dengan berhasilnya transplantasi hati Dahlan Iskan, ternyata tidak hanya melegakan keluarganya saja. Keluarga Nurcholish Madjid juga merasa bersyukur. Waktu itu banyak orang berpendapat, Cak Nur meninggal dunia karena dimurkai Allah makanya mukanya hitam. Ternyata yang terjadi tidaklah demikian. Orang yang menderita sirosis hati pasti mukanya hitam. Begitu juga Dahlan Iskan. Namun setelah transplantasi mukanya kembali bersinar. “ Kalau muka menjadi hitam, itu karena kotoran ikut beredar melalui aliran darah karena hati yang telah rusak,” kata Dahlan Iskan, yang mengaku berasal dari keluarga miskin.
Kini Dahlan Iskan mempunyai dua “Mercy”. Satu Mercy adalah salah satu mobil Mercy seri 500 seharga Rp 3 miliar. Mercy yang lain adalah lambang mercy di perutnya, bekas operasi transplantasi hati yang harganya konon lebih dari harga mobil itu.
B.     Kelebihan dan Kekurangan Dahlan Iskan
Adapun kelebihan Dahlan Iskan adalah sebagai berikut:
1.      Dahlan Iskan memiliki karakter kepemimpinan yang jujur, cepat dalam mengambil keputusan, dan tanpa kompromi. Sosoknya mampu menularkan semangat dan gairah kepada bawahan. Terobosan-terobosan yang dilakukannya banyak bersifat solutif. Terobosan-terobosan yang dilakukan Dahlan Iskan selama menjadi Dirut PLN  antara lain : menjalin keakraban dengan karyawannya lewat CEO’s note  semasa menjadi Dirut PLN. Bebas Byar Pet se-Indonesia dalam waktu 6 bulan, Gerakan Sehari Sejuta Sambungan, Pembangunan Pembangkit Listrik di 100 Pulau 2011. Dahlan juga berencana membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Sebelumnya, tahun 2010 PLN telah berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan. Di bawah Dahlan, PLN menjadi salah satu perusahaan plat merah yang berprestasi dan mengundang apresiasi.
2.      Dahlan sering membuat kebijakan-kebijakan progresif yang membuat lembaga yang dipimpinnya sukses. beliau berani mengambil keputusan besar meskipun tidak disukai oleh orang-orang disekitarnya. Singkatnya, banyak membuat perubahan fundamental dan positif dimanapun ia berada.  
3.      Kiprah Dahlan Iskan untuk tetap berusaha mengembanggakan mobil listrik untuk memberikan manfaat untuk masyarakat demi mendapatkan BBM murah,BBM yang hemat dan ramah linggkungan dinilai sebagian masyarakat tidak akan mampu bersaing dengan Negara lain yang lebih maju di Asia maupun Eropa. Dalam mengomentari hal ini beliau selalu optimis bahwa Indonesia akan mampu bersaing karena pengembangan mobil listrik baru di pelajari di Negara maju skalipun.
4.      Dahlan juga kerap terlihat tampil nyeleneh dan berbeda dengan pejabat lain saat menghadiri satu acara. Misalnya, daripada berlama-lama memberikan pidato, dia lebih suka langsung membaur dalam masyarakat. Dengan sikap demikian Dahlan Iskan mampu mengambil hati masyarakat oleh kerendahan hatinya walaupun sikap Dahlan tersebut sering dianggap sebagai bentuk pencitraan.
Kelemahan Dahlan Iskan sebagai berikut:
1.      Sikap Dahlan Iskan dalam menangani suatu masalah suka memotong birokrasi seperti menganti direksi tanpa rapat pemegang saham. Sebenarnya hal tersebut berdampak efektif dalam penyelesaian tiap masalah, karena tidak membutuhkan waktu yang lama. Namun sikap Dahlan yang seperti ini ternyata tidak sesuai dengan Undang-Undang yang telah ditetapkan, dimana keberadaan setiap keputusan yang diambil seharusnya melalui rapat pemegang saham demi solidnya badan usaha.Ini juga menegaskan pak Dahlan juga bersikap emosional dalam pengambilan keputusan.
2.      Terkait banyaknya aset milik BUMN khususnya di pertambangan, yang diambil oleh investor asing atau pemilik modal besar. Menteri BUMN, Dahlan Iskan dinilai telah memiliki satu kelemahan vital. Kelemahan yang dimaksud adalah, BUMN tidak berani memberikan dana lain-lain atau perilaku yang menyimpang dari aturan. Hal ini disebabkan karena Perusahaan BUMN tidak pernah menyuap untuk mendapatkan Izin Usaha Pertambangan (IUP)karena BUMN tidak memiliki anggaran untuk menyuap, lobi, dan lain-lainItulah kelemahan dalam tanda kutip, yang semestinya harus dilakukan untuk keuntungan dan tujuan yang lebih besar
     Kesimpulan dan Saran
A.       Kesimpulan
1.      Dahlan Iskan merupakan pemimpin yang saat ini banyak dirindukan oleh masyarakat Indonesia. Karakter khas yang dimiliki oleh Dahlan Iskan antara lain rendah hati, pekerja keras, ulet, jujur, cepat dalam mengambil keputusan, dan tanpa kompromi. Sosoknya mampu menularkan semangat dan gairah kepada bawahan. Terobosan-terobosan yang dilakukannya banyak bersifat solutif serta berani mengambil keputusan besar meskipun tidak disukai oleh orang-orang disekitarnya. Karakter tersebut menggambarkan sosok pemimpin yang berorientasi untuk kemajuan. Dahlan Iskan memberikan referensi karakter pemimpin baru bagi anak muda di era krisis pemimpin berkualitas seperti sekarang.

2.      Sebagai salah satu birokrat garda depan pemerintahan, Dahlan pun kini menjadi sorotan media massa. Meskipun banyak orang yang menyukai aksi Dahlan Iskan, namun di sisi lain sikap koboy Dahlan telah memancing kegelisahan politisi. Utamanya yang berminat maju pilpres 2014. Para politisi ini pun berupaya menyingkirkan Dahlan dengan merusak citranya seperti melalui Interpelasi, sebagai salah satu cara untuk menjegal Dahlan Iskan yang dinilai mereka Rivalitas 2014.  

3.      Dengan melihat dan mengamati bahwa Dahlan Iskan ini sebagai sosok pemimpin yang tengah dirindukan oleh masyarakat Indonesia dengan berbagai action-nya yang greget dan mengena dalam menangani serta membenahi management perusahaan-perusahaan BUMN. Pak Dahlan Iskan sangat cocok di segala bidang, karena Beliau berangkat dari enterpreuner, yang memiliki pemikiran strategis dan simple, mengena dan mudah dipahami dari jajaran atas sampai paling bawah sekalipun.

B.     Saran
1.      Kepedulian dan perjuangan Dahlan Iskan tentu memberikan pembelajaran masa lalu bagi para direksi perusahaan terkait, sehingga tidak perlu untuk mencari pinjaman sampai diluar kemampuan perusahaan & terus mengandalkan APBN untuk selalu menutupi kekurangan tersebut. Keberadaan Dahlan Iskan pada BUMN juga akan memberikan dampak positif bagi banyak perusahaan BUMN yang terselamatkan di masanya & tidak menjadi beban besar bagi negara.

2.      Untuk menjadi Orang nomer satu di Negara ini beliau memiliki karakter yang perlu diperhitungkan. Untuk membuktikan kemampuan beliau sepenuhnya, sebaiknya Dahlan Iskan membenahi BUMN terlebih dulu & jadikan BUMN benar-benar mandiri, berfungsi maksimal untuk sumber pertahanan pangan dan pertahanan Negara pada umumnya.

* Dikutip dari berbagai sumber